Pencinta Alam. Mungkin banyak orang ketika mendengar nama itu terbayang orang yang suka berpetualang di alam bebas,pendaki gunung,pengarung jeram atau penyelam samudera. Yah mungkin kegiatan kepencinta alaman sering diidentikkan dengan hal hal yang berbau adventure. Entah siapa yang memulai mengaitkan kedua hal tersebut yang pada hakikatnya adalah berbeda.
Pencinta alam adalah orang yang secara sadar peduli akan lingkungan dan alam termasuk masyarakat di sekitar. Sedangkan orang yang senang melakukan "penaklukan alam " lebih cocok disebut dengan penakluk alam atau petualang dimana menjadikan alam sebagai media untuk kepuasan hasratnya. Berbeda dengan seorang pencinta alam yang menjadikan alam sebagai subjek untuk membentuk perasaan "cinta" akan keindahan alam serta berusaha untuk selalu menjaganya.
Dewasa ini banyak tumbuh klub pecinta alam di negeri ini terutama di kampus-kampus dengan Mapala nya. Akan tetapi dapat kita lihat betapa semakin sakitnya alam terbukti dengan banyak aksi vandalisme atau corat coret di gunung, sampah di pantai ataupun di sungai.
Menikmati alam tidak harus berarti merusaknya. Kita harus berterimakasih kepada alam karena memberikan izin kepada kita untuk menyentuhnya,menggapai puncak gunungnya,menyelami lautannya atau menyusuri sungainya. Sering terbayang di pikiran saya betapa indahnya menikmati alam itu secara benar. Kembali teringat masa kecil saya dimana saya dan teman-teman sering berenang di hangatnya sungai di sore hari, bermain layang-layang sambil mencium bau jerami karena habis panen dan kemudian tertiup angin senja,atau sekedar melintasi bukit belakang rumah karena ingin melihat indahnya pantai dari kejauhan. Semuanya begitu alamiah, mengalir, dan polos tanpa ada unsur gagah gagahan,congak serta sombong. Perasaan itulah yang sebenarnya ingin saya bina dalam benak dan hati saya yaitu memberlakukan alam sebagai teman sejawat tempat kita sama-sama hidup dimuka bumi dengan saling menjaga,tak menyakiti dan tak tersakiti.
Tapi ada yang aneh dengan "pencinta alam" saat ini. Puncak-puncak gunung sudah menjadi tujuan demi sebuah kebanggaan.Rekor demi rekor diukir. Lalu apa ? 7 summits ? lalu apa ? Apa akan ada yang berubah dengan indonesiamu jika kamu sudah 7 summits ? sudah menjamah puncak setiap gunung di nusantara dan di dunia ? Generasi pertama pencinta alam seperti Herman Lantang dari Mapala UI sering melontarkan nada prihatin. Beliau menegaskan bahwa yang paling penting adalah bagaimana jika kamu mencintai alam maka kamu juga tahu keadaan masyarakat dan sejak saat itu tumbuh perasaan nasionalisme yang ingin melakukan perubahan menuju bangsa yang lebih baik. Itulah tujuan Mapala generasi pertama yang tidak hanya bangga dan congak telah mencapai puncak gunung.
Dan akhirnya perlu kita renungkan bersama bahwa ternyata tujuan sebenarnya adalah mampu melihat situasi alam,masyarakat dan permasalahan-permasalahan negeri ini serta lebih jauh lagi tertanam jiwa nasionalisme guna melakukan perbaikan bagi bangsa ini. Itulah mungkin tujuan sebenarnya yaitu sesuatu yang jujur dan polos.
Sumber : NN
Sumber : NN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar